Kanker lambung, juga dikenal sebagai kanker perut, adalah jenis kanker yang berkembang di lapisan perut dan sering kali tidak terdeteksi pada tahap awal. Meskipun kejadian kanker lambung telah menurun di beberapa negara berkat perbaikan pola makan dan teknologi medis, kanker ini tetap menjadi masalah kesehatan yang signifikan di banyak bagian dunia, terutama di Asia. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab kanker lambung dan tanda-tanda awal yang perlu diwaspadai.
Penyebab Kanker Lambung
Penyebab pasti kanker lambung masih belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kanker lambung. Beberapa di antaranya termasuk:
Infeksi Helicobacter pylori Infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) adalah penyebab utama kanker lambung. Bakteri ini dapat merusak lapisan perut dan menyebabkan peradangan kronis. Dalam jangka panjang, peradangan ini dapat mengarah pada perubahan sel yang meningkatkan risiko kanker. Infeksi H. pylori juga dapat menyebabkan tukak lambung, yang dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker lambung.
Polip Lambung Polip lambung adalah benjolan kecil yang berkembang di lapisan lambung. Meskipun sebagian besar polip ini tidak bersifat kanker, beberapa jenis polip, terutama adenomatous polyp, dapat berkembang menjadi kanker lambung jika tidak diobati.
Kondisi Kesehatan Tertentu Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko kanker lambung, termasuk:
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD): Kondisi ini menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang dapat merusak lapisan lambung dan meningkatkan risiko kanker.
Anemia pernisiosa: Kondisi autoimun ini mengganggu penyerapan vitamin B12 dan dapat menyebabkan perubahan sel pada lapisan lambung.
Penyakit radang lambung kronis (gastritis): Peradangan kronis pada lambung juga meningkatkan risiko kanker lambung.
Diet dan Gaya Hidup Diet yang kaya akan makanan olahan, garam, dan daging yang diawetkan dengan cara tertentu dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Sementara itu, konsumsi buah dan sayuran yang rendah dapat meningkatkan kerentanannya terhadap kanker. Merokok dan konsumsi alkohol juga berperan sebagai faktor risiko kanker lambung.
Faktor Genetik Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker lambung karena faktor genetik. Keluarga dengan riwayat kanker lambung memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan kondisi ini. Selain itu, beberapa mutasi genetik tertentu, seperti pada gen CDH1 yang terkait dengan kanker lambung tipe familial, juga dapat meningkatkan risiko.
Usia dan Jenis Kelamin Kanker lambung lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, dengan usia di atas 50 tahun. Laki-laki juga lebih berisiko mengembangkan kanker lambung dibandingkan wanita, meskipun alasan pasti untuk perbedaan ini belum sepenuhnya jelas.
Tanda-Tanda Awal Kanker Lambung
Kanker lambung pada umumnya berkembang perlahan, dan gejalanya sering kali tidak muncul sampai penyakit sudah berada pada tahap yang lebih lanjut. Namun, ada beberapa tanda awal yang perlu diwaspadai, yang dapat menjadi indikasi bahwa seseorang menderita kanker lambung:
Nyeri atau Ketidaknyamanan Perut Salah satu gejala pertama yang sering dirasakan oleh penderita kanker lambung adalah rasa nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas. Nyeri ini bisa terasa seperti rasa penuh, kembung, atau sakit yang tumpul. Nyeri ini sering terjadi setelah makan dan bisa disertai dengan perasaan cepat kenyang.
Mual dan Muntah Rasa mual yang tidak dapat dijelaskan dan muntah yang terjadi secara teratur bisa menjadi gejala kanker lambung. Muntah bisa disertai dengan darah atau memiliki warna hitam, yang menunjukkan adanya pendarahan internal.
Penurunan Berat Badan yang Tidak Dijelaskan Salah satu tanda paling umum dari kanker lambung adalah penurunan berat badan yang cepat tanpa usaha yang jelas, seperti diet atau perubahan gaya hidup. Ini dapat terjadi karena tubuh kesulitan menyerap nutrisi dari makanan atau karena kanker itu sendiri menyebabkan gangguan pencernaan.
Kesulitan Menelan Penderita kanker lambung terkadang merasa kesulitan atau rasa sakit saat menelan makanan, terutama makanan padat. Hal ini terjadi karena tumor dapat menghalangi jalan makanan ke lambung.
Kehilangan Nafsu Makan Kehilangan nafsu makan secara signifikan adalah tanda umum dari banyak jenis kanker, termasuk kanker lambung. Penderita mungkin merasa kenyang lebih cepat atau tidak tertarik untuk makan sama sekali.
Perasaan Penuh atau Kembung Penderita kanker lambung dapat merasa penuh setelah makan sedikit makanan atau merasa kembung secara konstan. Hal ini bisa disebabkan oleh perut yang terhambat oleh tumor atau peradangan akibat kanker.
Darah dalam Tinja atau Muntahan Salah satu gejala yang lebih parah adalah adanya darah dalam tinja, yang mungkin terlihat seperti tinja berwarna hitam atau tarry. Jika darah muncul dalam muntahan, itu bisa berupa muntah yang berwarna merah atau berwarna seperti kopi hitam, yang mengindikasikan pendarahan internal.
Kelelahan Kelelahan yang berlebihan yang tidak dapat dijelaskan juga bisa menjadi gejala kanker lambung. Tubuh mungkin kesulitan untuk mendapatkan energi yang cukup akibat penurunan berat badan dan gangguan pencernaan.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Lambung
Kanker lambung seringkali sulit terdeteksi pada tahap awal karena gejalanya yang mirip dengan gangguan pencernaan biasa, seperti sakit perut atau mual. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan jika ada gejala yang mencurigakan. Jika kanker lambung terdeteksi lebih awal, pengobatannya akan lebih efektif, dan peluang kesembuhan lebih tinggi. Pemeriksaan seperti endoskopi atau biopsi lambung dapat membantu mendeteksi adanya tumor atau kelainan pada lambung.
Kanker lambung adalah penyakit yang dapat berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal, tetapi memahami penyebab dan tanda-tanda awalnya dapat membantu dalam deteksi dini. Menghindari faktor risiko seperti infeksi H. pylori, merokok, dan pola makan yang buruk, serta menjaga kesehatan secara umum, adalah langkah-langkah penting dalam pencegahan kanker lambung. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.